Salafy Garut

Ilmu-Amal-Dakwah-Sabar

Bid’ah dalam Kitab al-Ma’tsurat Karya Hasan al-Banna

Oleh: Ustadz Abu Ahmad

Kitab al-Ma’tsurat oleh Hasan al-Banna adalah kitab yang sangat populer di kalangan kaum Muslimin di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan wirid-wirid yang terkandung di dalamnya dijadikan sebagai amalan harian wajib bagi para pengikut kelompok Ikhwanul-Muslimin dan kebanyakan para aktivis pergerakan Islam di Indonesia.

Beberapa bulan yang lalu telah masuk kepada kami pertanyaan dari sebagian pembaca tentang kitab al-Ma’tsurat ini, apakah kitab ini layak untuk diamalkan kandungannya, karena banyak dari kaum Muslimin di daerahnya yang mengamalkan wirid-wirid dalam kitab ini.

Maka dengan memohon pertolongan kepada Allah dalam pembahasan kali ini akan kami paparkan studi kelayakan kitab al-Ma’tsurat ini untuk dipakai dan diamalkan kandungannya. Baca lebih lanjut

Oktober 22, 2012 Posted by | bantahan, manhaj | 1 Komentar

Puasa di Awal Dzulhijjah

Di antara keutamaan yang Allah berikan pada kita adalah Allah menjadikan awal Dzulhijjah sebagai waktu utama untuk beramal sholih terutama melakukan amalan puasa. Lebih-lebih lagi puasa yang utama adalah puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Pada awal Dzulhijjah disunnahkan untuk berpuasa selain pada hari Nahr (Idul Adha). Karena hari tersebut adalah hari raya, maka kita diharamkan untuk berpuasa. Sedangkan tanggal 9 Dzulhijjah dan hari-hari sebelumnya (1-9 Dzulhijjah) disyari’atkan untuk berpuasa. Para salaf biasa melakukan puasa tersebut bahkan lebih semangat dari melakukan puasa enam hari di bulan Syawal. Tentang hal ini para ulama generasi awal tidaklah berselisih pendapat mengenai sunnahnya puasa 1-9 Dzulhijjah. Begitu pula yang nampak dari perkataan imam madzhab yang empat, mereka pun tidak berselisih akan sunnahnya puasa di sepuluh hari awal Dzulhijjah.  Adapun puasa enam hari di bulan Syawal terdapat perselisihan di antara para ulama. Seperti kita ketahui bahwa Imam Malik tidak mensunnahkan puasa enam hari tersebut. Baca lebih lanjut

Oktober 16, 2012 Posted by | dasar islam, fiqh | Tinggalkan komentar

Istighfar vs Jejaring Sosial

Kami sempat terkesima mendengar kata-kata Ustadz Armen Halim Naro, Lc. rahimahullah saat memotivasi tentang istighfar, beliau berkata, “Istighfar kita yang naik ke langit mencegah turunnya musibah ke bumi”. Ini membuat kami sedikit merenung mengenai diri kami dan kami mencoba untuk membaginya.

Fenomena Jejaring Sosial

Ternyata kami sangat jauh menerapkan hal ini. Setelah dipikir-pikir ada satu yang menjadi penyebabnya yaitu maraknya jejaring sosial seperti facebook, twitter, google+ dan lain-lain. Inilah membuat kami lalai dan sangat jauh dari kebiasaan orang-orang shalih dan ulama yaitu beristighfar di mana pun, kapan pun (tentu bukan di WC, toilet dll), mengucapkan “astagfirullah”,” allahummagfirli” di sela-sela waktu, di sela-sela kesempatan, di sela-sela kesibukan, ketika menunggu, ketika naik kendaraan, ketika berjalan kaki, ketika menanti jemputan dan ketika kita mampu mencuri sedikit waktu yang sangat mahal dalam berbagai kesibukan.

Para Salaf Mencuri Waktu untuk Beristighfar Baca lebih lanjut

Oktober 16, 2012 Posted by | dasar islam, tazkiyatun nufus | Tinggalkan komentar