Salafy Garut

Ilmu-Amal-Dakwah-Sabar

Keanehan-Keanehan Pelaku Bid’ah

Islam agama yang sempurna, tidak membutuhkan penambahan maupun pengurangan. Orang yang menambah ajaran baru, ritual baru, keyakinan baru dalam Islam, ia terjerumus ke dalam hal yang dinamakan bid’ah. Dan bid’ah ini tercela dan dilarang dalam Islam.Sampai-sampai pelaku bid’ah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam di akhirat kelak. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’ “ (HR. Bukhari no. 7049)

Sayangnya kebanyakan orang seringkali enggan atau benci membahas bid’ah, tidak jarang pula yang marah. Ini seringkali dikarenakan oleh beberapa penyebab berikut:

  • Tidak paham dengan benar tentang pengertian bid’ah. Silakan baca di sini.
  • Sudah terbiasa melakukan kebid’ahan sehingga tidak terima dikatakan yang dilakukan selama ini adalah salah
  • Tidak dapat membedakan mana yang bid’ah dan tidak bid’ah. Silakan baca di sini.
  • Menyangka bahwa ada bid’ah yang dibolehkan yaitu bid’ah hasanah. Silakan baca di sini.
  • Menyangka bahwa jika dikatakan amalannya bid’ah berarti divonis sesat dan masuk neraka, padahal tidak demikian
  • Menyangka bahwa jika dikatakan amalannya bid’ah berarti divonis ahlul bid’ah, padahal tidak mutlak demikian
  • Menyangka bahwa jika dikatakan amalannya bid’ah berarti divonis kafir, sangkaan ini sangat mengada-ada
  • Menyangka bahwa jika ada orang yang menasehatinya dari amalan bid’ah, berarti orang itu sedang memusuhinya, padahal tidak demikian
  • Menyangka bahwa jika ada orang yang menasehatinya dari amalan bid’ah, berarti orang itu sedang mencoba merusak ajaran mahdzab
  • Dan sebab yang lain

Ketika memikirkan sebab-sebab ini saya menemukan beberapa keanehan para pelaku bid’ah. Dari beberapa keanehan ini dapat disimpulkan bahwa secara nalar pun, bid’ah itu tidak dibenarkan dalam Islam, dan tidak ada alasan yang dapat membenarkannya. Diantaranya keanehan itu adalah:

  1. Sebagian orang mengadakan ritual Maulid Nabi, ritual Isra Mi’raj, ritual Nisfu Sya’ban, atau semacamnya, mereka mengatakan: “Ini bukan bid’ah karena bukan ibadah, melainkan hanya sarana dakwah”. Alasan ini aneh. Alasan ‘sarana dakwah’ mungkin masih masuk akal bagi orang yang menjadi pembicara atau panitia acara dari ritual-ritual tersebut, namun bagaimana dengan peserta dari ritual-ritual tersebut? Apakah niatan bapak-bapak, ibu-ibu, mbah-mbah yang datang ke acara Muludan (Maulid Nabi) itu untuk berdakwah? Atau untuk beribadah? Padahal peserta tentu lebih banyak jumlahnya dari pantia.
  2. Sebagian pelaku bid’ah mengatakan bahwa bid’ah itu hanya dalam kegiatan ibadah mahdhah (murni ibadah) seperti shalat, puasa, haji, dll. Sedangkan dalam ibadah ghayru mahdhoh (tidak murni ibadah) maka tidak ada bid’ah. Demikian alasan mereka. Namun anehnya, orang-orang yang beralasan demikian ternyata mereka juga berbuat bid’ah dalam ibadah mahdhah juga. Mereka melakukan shalat Raghaib, puasa Rajab, puasa mutih, dzikir berjama’ah, melafalkan niat, dll yang merupakan ibadah mahdhah.
  3. Sebagian pelaku bid’ah mengatakan bahwa bid’ah itu ada bid’ah dhalalah (sesat) dan ada yang hasanah (baik). Dan menurut mereka bid’ah hasanah itu boleh. Namun anehnya, dengan pembagian tersebut, mereka tidak bisa menyebutkan contoh bid’ah dhalalah, karena ternyata semua bid’ah mereka golongkan ke dalam bid’ah hasanah. Maulid Nabi itu hasanah, Isra Mi’raj itu hasanah, Yasinan itu hasanah, Tahlilan itu hasanah, Shalawatan itu hasanah, dzikir berjamaah itu hasanah, dan seterusnya. Lalu bid’ah dhalalah yang dilarang Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menurut mereka seperti apa?
  4. Para pelaku bid’ah di tanah air kita banyak yang mengaku bermahzab Syafi’i. Namun anehnya, ternyata Imam Asy Syafi’i tidak pernah mengajarkan amalan-amalan bid’ah yang mereka lakukan.
  5. Di masjid dekat saya tinggal, cukup ramai yang datang shalat berjama’ah maghrib dan Isya. Namun anehnya, ketika ada acara Tahlilan masjid mendadak sepi. Ternyata mereka tidak datang ke masjid karena sedang bersiap diri untuk acara Tahlilan nanti.Pesertanya pun lebih mem-bludak daripada peserta shalat berjamaah di masjid.
  6. Sebagian pelaku bid’ah mengaku bahwa mereka mengadakan ritual Maulid Nabi dan Isra Mi’raj karena kecintaan mereka yang besar kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Namun anehnya, ketika disebut nama beliau mereka pelit sekali dalam bershalawat dan hanya menuliskan “SAW”. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallambersabda:اَلْبَخِيْلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ

    Orang pelit itu adalah orang yang ketika mendengar namaku ia enggan bershalawat” (HR. At Tirmidzi no.3546, ia berkata: “Hasan Shahih Gharib”)
    Dan singkatan shalawat, bukanlah shalawat.

  7. Sebagian pelaku bid’ah mengaku sangat mencintai Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sampai membuat-buat banyak pujian yang berlebihan kepada beliau. Namun anehnya, tatkala ia dinasehati dengan perkataan : “Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tidak mengajarkan hal ini” atau “Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarang hal ini”, ia malah berdalih “Tapi ustadz saya melakukannya”. Lha, ternyata ia lebih cinta ustadz-nya.
  8. Sebagian orang yang membela bolehnya merayakan Maulid Nabi sangat keterlaluan dalam pembelaannya hingga mereka berkata: “Tak mengapa saya menjadi ahli neraka asal bisa membasahi mulut saya dengan shalawat dan mengagungkan Maulid Nabi”. Aneh sekali. Padahal Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam saja tidak ingin masuk neraka, dan senantiasa berharap ummatnya terhindar dari neraka. Dalam setiap shalatnya, di akhir tasyahud beliau Shallallahu’alaihi Wasallamberdoa:اللهم ! إني أعوذ بك من عذاب جهنم . ومن عذاب القبر . ومن فتنة المحيا والممات . ومن شر فتنة المسيح الدجال

    Ya Allah, aku berlindung darimu dari azab neraka Jahannam, serta dari azab kubur, serta dari bencana yang disebabkan makhlukmu yang masih hidup dan yang sudah mati”, serta dari bencana yang disebabkan oleh Dajjal” (HR. Muslim, no.588)

  9. Tahukah anda, bahwa buku tahlilan atau yasinan yang banyak tersebar di masyarakat itu, biasanya dicetak dengan cover berwarna hijau, yang berisi surat yasin, kumpulan shalawat, dan dzikir-dzikir yang tersusun sedemikian rupa berserta aturan jumlah bacaan dzikirnya, ternyata para Kyai, ustadz, dan orang-orang yang mengamalkan isi buku tersebut tidak ada yang tahu siapa yang menyusunnya. Aneh sekali bukan?

Oleh karena itu marilah kita cukupkan diri dengan apa yang sudah diajarkan oleh Nabi kita tercinta Shallallahu’alaihi Wasallam, karena apa yang beliau ajarkan saja sudah sangat banyak dan menyibukkan jika kita amalkan semua. Jadi, untuk apa membuat yang baru lagi?

 

sumber : http://kangaswad.wordpress.com/2009/08/13/keanehan-keanehan-pelaku-bidah/

Agustus 27, 2012 - Posted by | bantahan, dasar islam, manhaj, rileks sejenak

4 Komentar »

  1. smoga para ahli bid’ah mendapat hidayah sehingga sadar bahwa mereka tlh menyalahi ajaran yg di bawa oleh rasululloh solallahu alaihi wassalam

    Komentar oleh dede.rukmana | September 1, 2012 | Balas

  2. klu ane hidup tanpa bidah hasanah kaku jdnya,ada kentongan dn bedug dimasjid,ada loud speker utk azan,ada jam tembok utk melihat wktu sholat,bahkan jaman Rosul bnyk x sahabat ya nglakoni bidah,conto ada sahabat yg suka bc surah aliklas dlm solat malah dibenarkan Nabi.sahabat bilal jg smpt ditanya Nabi karna beliau dengar depak langkah kaki bilal disorga,ternyata pnya amaliah solat sunnah sehabis wudu dn itu tak diajarkan Nabi saat itu,inilah bid ah hasanah,jk kta tak pke bidah hasanah ,repot mau solat zuhur mesti lht matahari,jd semua tdk salah,yg salah orang islam tdk sholat,karna KTPnya sj nanti yg msk sorga,,,,,wkwkwkwkwk
    admin : kepada akh inul
    1. bid’ah yang tercela adalah yang dalam ranah ajaran agama, jika urusan dunia silahkan antum mau kreasikan, selama itu baik maka kami dukung..seperti mic, jam , pesawat , dll
    2. sahabat yang “nglakoni” surah al ikhlas/ solat sunnah sehabis wudhu tidak bisa dikatakan berbuat bid’ah karena Nabi mnyetujuinya.. dan menurut ilmu hadis ini disebut taqrir Nabi jika Nabi mendiamkannya (Nabi menyetujuinya) .ana harap antum faham
    3. Bahkan yang tidak sholat sebagian ulama mengkafirinya… waliyyadzubillah
    4. Bahkan ana katakan kalo kita berbuat bid’ah justru kita kok yang kerepotan sendiri..coba berfikir dengan akal jernih..keluarga orang yang meninggal udah kena musibah,, nraktir orang,, kalo menunya gak mantep takut dicibir orang dianggap durhaka kek..gak ngehormatin ortu kek dll belom lagi waktunya dijadwalin 1,2,3,4,5,6,7,40,100,1000 dll harus nyiapin dan memberat-beratin diri sendiri. Barokallahfiyk

    Komentar oleh inul ukhuwwah | Januari 3, 2014 | Balas

  3. Nabi tidak pernah membagi tauhid menjadi tiga,, itu perbuatan Bid’ah..

    sebidah-bidahnya orang yakni yang mebagi tauhid menjadi tiga..ckkckckkckc

    Komentar oleh inul_2 | Mei 13, 2014 | Balas

    • Nabi juga tidak membagi ilmu lughoh menjadi mubtada khobar- na’at man’ut dlsb.
      Intinya pembagian tauhid tersebut disarikan berdasarkan dalil-dalil sebagaimana pembagian bahasa arab tersebut. Faham ya..

      Komentar oleh Diqra al Garuti | Juli 21, 2016 | Balas


Tinggalkan komentar